Assalamu’alaikum warahmatul...
Berikut laporan hasil monitoring perkembangan harga sembilan bahan pokok kebutuhan masyarakat, barang strategis dan barang penting lainnya pada Senin Tanggal 20 Oktober 2025.
Berdasarkan hasil monitoring harga di empat pasar utama Kabupaten Bondowoso, yaitu Pasar Induk Bondowoso, Pasar Maesan, Pasar Wonosari, dan Pasar Prajekan, tercatat adanya perubahan harga pada sejumlah komoditas pangan pokok, khususnya bumbu dapur.
Dari data yang diperoleh, terjadi kenaikan harga yang cukup tajam pada komoditas Bawang Merah yang ada di Pasar Maesan, yakni dari Rp 32.000 menjadi Rp 40.000, naik 25,0% atau sebesar Rp 8.000. Sedangkan di Pasar Induk Bondowoso, harga Bawang Merah naik Rp 2.000 yakni (dari Rp 38.000 menjadi Rp 40.000).
Harga Cabe Merah Besar di Pasar Wonosari dan Pasar Maesan juga naik tajam yakni 11,1% atau sebesar Rp 5.000, dari Rp 45.000 menjadi Rp 50.000, sedangkan di Pasar Induk Bondowoso naik Rp 1.000 dari Rp 47.000 menjadi Rp 48.000.
Di Pasar Induk Bondowoso juga ada komoditas lain yang mengalami kenaikan harga, yakni Wortel naik 20,0% atau sebesar Rp 2.000 dari (Rp 10.000 menjadi Rp 12.000) dan Minyak Goreng Curah naik Rp 500 menjadi Rp 19.000.
Sedangkan di Pasar Prajekan, kenaikan harga terjadi pada komoditas Tomat sayur , yakni dari Rp 3.000 menjadi Rp 4.000 dan Ketela pohon dari harga Rp 3.000 menjadi Rp 5.000.
Dari hasil monitoring pada 20 Oktober 2025, juga terdapat 3 jenis komoditas yang mengalami penurunan harga, yakni Cabe Rawit Merah, Ayam Potong dan Kentang.
Di Pasar Induk Bondowoso harga Cabe Rawit Merah turun drastis sebesar Rp 7.000, dari semula Rp 27.000 menjadi Rp 20.000. Di Pasar Wonosari turun sebesar Rp 6.000, dari semula Rp 25.000 menjadi Rp 19.000 dan Di Pasar Prajekan turun sebesar Rp 5.000, dari semula Rp 20.000 menjadi Rp 15.000. Demikian pula dengan harga Cabe Rawit Di Pasar Maesan turun sebesar Rp 5.000, dari semula Rp 25.000 menjadi Rp 20.000.
Sedangkan harga Ayam Potong di Pasar Wonosari turun Rp 1.000, dari semula Rp 35.000 menjadi Rp 34.000 dan komoditas Kentang di Pasar Prajekan turun Rp 1.000, dari semula Rp 14.000 menjadi Rp 34.000.
Fluktuasi harga ini dipengaruhi oleh kondisi iklim, factor musiman, pola konsumsi masyarakat dan ketersediaan barang serta kelancaran distribusi logistic. Karena itu, monitoring harga secara rutin dan penyediaan informasi pasar sangat penting dilakukan, guna menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan Kabupaten Bondowoso yang masih sangat bergantung pada hasil pertanian lokal.